Manusia di dunia hidup secara berdampingan dengan beragam bahasa, budaya, dan juga adat istiadat baik di negara sendiri maupun antar negara di berbagai belahan dunia, di negara kita dalam berkomunikasi ada yang menggunakan bahasa indonesia atau bahasa daerah sebagai media komunikasi sehari-hari, begitupun di negara luar. namun siapa sangka jika nenek moyang kita dahulu berkomunikasi menggunakan gerakan tubuh dan isyarat serta suara tanpa bahasa. lalu bagaimana bahasa itu mulai tercipta?
Pada zaman nenek moyang kita, mereka hidup berpindah-pindah untuk berburu bahan pangan, dan hidup dekat dengan sumber air. Pada zaman itu, mereka hidup secara berkelompok berinteraksi satu sama lain dengan menggunakan suara dan gerakan mulut, di percaya bahwa asal mula bahasa untuk berinteraksi berawal dari tiruan manusia purba terhadap suara burung dan binatang buas, ekspresi senang, terkejut, menangis yang secara reflek mengeluarkan suara untuk berinteraksi, dan juga pergerakan lidah yang menimbulkan suara secara alami.
Seiring berkembangnya zaman, komunikasi kian diperlukan untuk menempatkan diri manusia dalam lingkungannya, seorang peneliti asal selandia baru, Quentin Atkinson mencoba meneliti asal bahasa dengan memecah 504 bahasa menjadi bagian terkecil nya yang disebut fonem.Berasal dari bahasa latin, phonema adalah suara yg diucapkan, semakin banyak dan beragam phonem yang dimiliki suatu bahasa, semakin menunjukkan asal usul sumber bahasa itu sendiri.
Hasil dari penelitiannya, bahasa Afrika memiliki fonem terbanyak, dan Amerika Selatan serta Kepulauan Pasifik memiliki fonem paling sedikit, dalam rekam jejak berarti semakin jauh manusia pergi dari afrika menuju kawasan benua lain, akan memiliki sedikit fonem dalam berbahasa.
Asal usul diperkirakan lahirnya bahasa, masih diperdebatkan, karena banyak sumber yang menyatakan bahasa lahir dari 10.000 tahun yang lalu, bahkan sumber lain yang menyatakan bahasa lahir dari 100.000 tahun yang lalu.